Pusat data adalah suatu fasilitas yang digunakan untuk menempatkan sistem
komputer dan komponen-komponen terkaitnya, seperti sistemtelekomunikasi dan
penyimpanan data. Fasilitas ini biasanya mencakup juga catu daya redundan atau
cadangan, koneksi komunikasi data redundan, pengontrol lingkungan (mis. AC,
ventilasi), pencegah bahaya kebakaran, serta piranti keamanan fisik.
Data Center merupakan tempat meletakkan perangkat server (tempat
berjalannya aplikasi) dan perangkat jaringan lainnya. Ruangan untuk data center
harus didesain secara khusus karena perangkat ini membutuhkan lingkungan yang
spesifik (rentang temperatur 18 – 23 derajat Celsius, kelembaban tertentu, dan
tekanan tertentu).
Beratnya perangkat yang ada membuat lantai data center harus mampu
menanggung beban yang cukup berat. Sebagai contoh, ruang perkantoran biasanya
didesain untuk sanggup menanggung beban 250kg/m2. Sementara itu perangkat bisa
menghasilkan beban mendekati 500kg/m2. Bisa jebol itu gedung.
Maka dari itu keamanan data center sangat di jaga. Baik secara fisik maupun
non fisik. Salah satu jalan untuk meningkatkan keamanan adalah dengan
menggunakan TIER Level untuk cara pengamanan non-fisik. Ada 4 tier dalam
perancangan data center yang setiap tiernya menawarkan tingkat availabilitas
yang berbeda disesuaikan dengan kebutuhan suatu data center. Setiap levelnya
menawarkan tingkat keamanan yang berbeda. Semakin tinggi levelnya semakin
tinggi pula tingkat keamanan dan biaya yang harus di keluarkan.
Aspek penting yang harus dimiliki oleh semua data center adalah manajemen
bencana yang baik dan telah teruji sehingga sewaktu-waktu hal tersebut terjadi
tidak menimbulkan dampak yang terlalu merugikan perusahaan. Dibagi menjadi dua
kategori besar, yaitu:
Business Continuity Plan (BCP)
Rencana yang fokus untuk mempertahankan kelangsungan fungsi bisnis saat
gangguan terjadi dan sesudahnya.
Disaster Recovery Planning (DRP)
Rencana yang fokus pada sistem teknologi informasi yang diterapkan pada
data center untuk memperbaiki operabilitas sistem target, aplikasi, dan
fasilitas computer dilokasi alternatif dalam kondisi darurat.
Pada era ICT Information and Communication
Technology saat ini, Data Center telah menjadi satu issue penting di dunia,
khusunya bagi para pelaku bisnis. Sebagai inti dari layanan bisnis, maka Data
Center harus mampu memberikan layanan optimal, sekalipun terjadinya suatu
bencana, sehingga bisnis dalam suatu korporasi harus tetap bertahan hingga
menghasilkan laba. Berawal dari peran Data Center yang sangat signifikan, serta
dikaitkan dengan berbagai issue yang ada pada Data Center saat ini, terutama
Disaster Recovery Planning, maka kajian secara komprehensif dan holistik
mengenai Data Center, telah menjadi critical issue bagi suatu institusi bisnis
sebagai User dan profitable issue bagi produsen penyedia infrastruktur dan
equipment Data Center.
Secara umum Data Center terbagi dua berdasarkan
fungsinya : Internet Data Center, biasanya hanya dioperasikan untuk kebutuhan
Internet Service Provider dan Corporate Data Center, dimiliki oleh suatu
korporasi atau institusi, untuk mengoperasikan proses bisnis, dengan
menggabungkan layanan Internet dan Intranet.
Aspek-aspek yang harus diperhatikan saat mendesain
dan merencanakan Data Center adalah : Lokasi yang aman serta memenuhi syarat
sipil bangunan, geologi, vulkanologi dan topografi. Mempunyai sistem cadangan,
untuk sistem catudaya, pengatur udara/lingkungan dan komunikasi data. Serta
menerapkan tata kelola standar Data Center, meliputi : Standar Prosedur
Operasi, Standar Prosedur Perawatan, Standar dan Rencana Pemulihan dan Mitigasi
Bencana, serta Standar Jaminan Kelangsungan Bisnis.
Kriteria perancangan sebuah Data Center yang ideal
: Availability atau Ketersediaan Data Center diciptakan untuk mampu memberikan
operasi yang berkelanjutan dan terus-menerus bagi suatu perusahaan baik dalam
keadaan normal maupun dalam keadaan terjadinya suatu kerusakan yang berarti
atau tidak. Data Center harus dibuat sebisa mungkin mendekati Zero-Failure
untuk seluruh komponennya. Scalability dan Flexibility Data Center harus mampu
beradaptasi dengan pertumbuhan kebutuhan yang cepat atau ketika adanya servis
baru yang harus disediakan oleh Data Center tanpa melakukan perubahan yang
cukup berarti bagi Data Center secara keseluruhan. Security Data Center
menyimpan berbagai aset perusahaan yang berharga, oleh karenanya sistem
keamanan dibuat seketat mungkin baik pengamanan secara fisik maupun pengamanan
non-fisik.
Tier atau Level pada Data Center merupakan
perancangan Data Center yang berangkat dari kebutuhan yang ada, dan kemudian
didefinisikan pada berbagai perlengkapan IT yang diperlukan beserta pemilihan
teknologi berbarengan dengan perencanaan infrastruktur Data Center yang lain.
Menurut Telecommunication Industry Association (ANSI/TIA-942), ada 4 Tier atau
4 Level dalam dalam perancangan Data Center, yang setiap tiernya menawarkan
tingkat availabilitas yang berbeda disesuaikan dengan kebutuhan suatu Data
Center, diantaranya : Tier-I (Basic), Tier-II (Redundant Components), Tier-III
(Concurently Maintainable) dan Tier-IV (Fault Tolerance).
Kasus :
Maraknya isu lingkungan hidup terutama Global Warming telah menjadi tema
sentral saat ini, tidak terkecuali bagi pelaku bisnis teknologi ICT. Ada
berbagai sorotan, gagasan, dan usulan ICT yang berbasis kepada upaya
penyelamatan lingkungan hidup demi kemaslahatan umat pada masa yang akan
datang, diantaranya Data Center. Selama ini, keberadaan Data Center identik
dengan : kebutuhan catu daya listrik yang sangat besar untuk proses komputasi
yang kontinnyu (Non Stop), yang akan berdampak pada permasalahan Energi.
Menurut lembaga riset global, IDC dan Gartner. IDC menilai bahwa untuk setiap
US$1 investasi piranti keras di Data Center, akan muncul tambahan biaya US$0,5
pada Power dan Sistem Pendinginan. Angka tambahan ini naik dua kali lipat dari
jumlah tahun sebelumnya. Gartner bahkan memprediksi separuh dari Data Center di
dunia pada 2008 akan kekurangan kapasitas Power dan Cooling akibat krisis
Energi. Dari permasalahan tersebut, dibutuhkan model baru Data Center yang
ramah lingkungan atau Green Data Center.
Untuk menerapkan Green Data Center, banyak hal yang harus dilakukan,
diantaranya : Mengaudit efisiensi Data Center, Menggunakan UPS yang memiliki
efisiensi hingga 97%, Virtualisasi Server dan Storage Data Center. Selanjutnya,
lalukan konsolidasi data Server dan Storage, Penggunaan fitur Manajemen Energi
pada CPU, Penggunaan Power Supply dan Voltage Regulator tersertifikasi, Adopsi
distribusi Energi terefisien dan Adopsi Sistem Cooling terbaik. Dua langkah
terakhir yang tidak kalah pentingnya adalah menerapkan prioritas tindakan dalam
mereduksi Energi sekaligus menonaktifkan peralatan ICT yang sudah dalam kondisi
idle di sebuah Data Center.