Cerita ini tentang persaingan antara hacker dan cracker di dunia maya.
Pada awal film diperlihatkan cracking melalui beberapa media seperti
telepon, ponsel, internet. Ada pihak yang menginginkan akses ke
departemen transportasi. Dengan bantuan decoders. Akses ke departemen
tersebut akan ditukar dengan SAS(Switch Access Services), layanan
telepon untuk FBI. Film terus berlanjut, kemudian terjadi penyadapan
telepon menggunakan program manager, sasmon.exe bisa
dideteksi percakapan apa saja yang dilakukan tetapi tergantung pada
kekuatan sinyal. Ini mirip dengan sniffing. Ada beberapa hal yang
seharusnya tidak diperbolehkan yaitu menggunakan sepatu roda di ruang
server. Pada menit ke 21 terjadi lagi penyadapan telepon oleh pihak
perusahaan terhadap hacker menggunakan software SDSC. Software ini
akan melakukan scanning berdasarakan nama, company, email, dan nation
pada microsystem. Pada malam harinya sang cracker kembali meretas
account bank Mr Shimamoura(hacker). Melalui telnet ke ftp Nokitel
kemudian merusak system Nokitel. Melalui sebuah alat dapat
membalikkan informasi telpon. Kemudian ada yang namanya contempt.
Sebuah system yang dapat melumpuhkan seluruh jaringan pada sebuah
Negara. Film ini mungkin film lama, karena operating sysemnya masih
menggunakan XP dan hardware yang digunakan terlihat lama. Menggunakan
winFTP hacker gunakan untuk upload dan download file ke target
ftp.devries.netcom.com
. pada film Take Down tools yang sering digunakan adalah telnet.
Belum diperlihatkan tools untuk cracking password dan username. Ada
software untuk dekripsi yaitu mastertrack.
Menurut saya hacking dalam film ini ada dalam kenyataan. Namun
langkah-langkah hackingnya tidak tepat. Tiba-tiba melakukan telnet
tanpa diperlihatkan teknik dalam pencarian informasi target, username
dan password. Kejanggalan lainnya adalah di awal media cracker
adalah telepon. Namun dalam melakukan crack selalu menggunakan ftp.
Mau cari uang online dan terjamin ??
0 comment:
Posting Komentar